Giuseppe
Meazza, 29 Oktober 2011. Kandang tim Nerazzuri geger, tuan rumah harus takluk
dengan skor 1-2 atas tamunya Juventus pada laga ke 10 liga Italia Serie A. Juve
unggul lebih dulu lewat sepakan rebound
Mirko Vucinic pada menit 12. Selang 16 menit kemudian, sepakan keras Douglas Maicon membentur kaki
bek Juve, Leonardo Bonucci dan tidak bisa dihalau oleh Gianluigi Buffon,
kedudukan imbang 1-1. Claudio Marchisio membawa Juve unggul setelah melesakkan
tendangan terarah hasil umpan satu-dua dengan Matri, bola bersarang di pojok
kiri gawang Luca Castelazzi.
Setelah
gol Marchisio, tensi pertandingan memanas. Pelanggaran keras yang berakibat
kartu kerap diperagakan oleh kedua tim. Akibat hal tersebut, mau-tak mau wasit
Nicolla Rizzoli kerap meniup peluit untuk menghentikan pertandingan.
Peluit
tanda pertandingan berakhir dibunyikan wasit Nicola Rizzoli. Para pemain La
Beneamata tertunduk lesu sementara tim tamu merasakan euforia kemenangan.
Dengan kemenangan ini Juventus tetap menjaga rekor tidak pernah kalah selama
kompetisi 2011-2012 bergulir. Di kubu tuan rumah, kekalahan ini
membuat tim asuhan Claudio Ranieri tertahan di posisi 16 dengan raupan angka 9
poin, sedangkan Juventus masih menjadi capolista sementara dengan 19 poin.
Beberapa
jam sebelumnya, hal serupa terjadi pada laga
A.S Roma melawan A.C Milan, tim tuan rumah ditekuk A.C Milan lewat 2 Gol
Zlatan Ibrahimovic dan Alessandro Nesta, kemenangan ini membawa I Rossoneri ke
posisi dua klasemen sementara
Meskipun
berjarak ratusan kilometer dan dipisahkan oleh batas geografis, namun ada
kesamaan dalam kedua partai ini, tim tamu sama-sama menang dan sama-sama
memiliki pelatih yang tergolong muda. Milan dengan Max Allegri dan Juve dengan
Contenya. Apakah ini sebuah era baru dimana pelatih-pelatih muda Serie A mulai menunjukkan
tajinya?
Return Of The Captain
Antonio
Conte, mantan Kapten Juventus di tahun 1996-2001 datang dengan ekspektasi yang
besar untuk mengembalikan La Vecchia
Signora ke posisi semestinya, yaitu papan atas Serie A. Conte masuk setelah
manajemen mengisyaratkan ketidakpuasan dengan kinerja Luigi Del Neri pada musim
sebelumnya. Juve sendiri dibawah asuhan Del Neri terdampar di posisi 7 musim
lalu. Karakteristika Conte yang disiplin dan keras mampu membangkitkan figthing spirit dan rasa “lapar” akan
kemenangan para pemain Juventus. Sepuluh giornata sudah bergulir, debut pelatih
yang dulu bernomor punggung 8 ini sebagai pelatih Juventus berbuah manis,
Bianconeri menjadi capolista sementara dan meraih rekor belum pernah kalah di
musim 2011-2012.
![]() |
Conte harus mulai mencari strategi alternatif |
Kelebihan
Conte
-
Disiplin
-
Motivator Unggul
Kekurangan
-
Skuad yang tidak merata di setiap lini,
membuat Conte bergantung pada MVP
- Terkadang kesulitan menemukan formasi
pembongkar pertahanan catenaccio
-
Belum menemukan strategi alternatif
From Zero to Hero
Awal
musim kompetisi Serie A 2010-2011, publik kota Milan dikejutkan dengan
pengumuman Manajemen A.C. Milan yang mengumumkan bahwa Massimiliano Allegri-lah
pelatih I Diavolo Rossi selanjutnya. Massimiliano “Max” Allegri datang dengan
cibiran dan nada sinisme dari pengamat sepakbola Italia. Ia dianggap tidak
mampu meneruskan tinta emas pelatih Milan sebelumnya yaitu Leonardo.
Apa
pasalnya? Max tidak pernah menangani klub besar!. Namun kritikan negatif tidak
menjadi beban bagi Max. Ia bungkam komentar sinisme yang dialamatkan kepadanya
dengan kejeniusannya mengatur strategi di lapangan hijau. Di akhir musim lalu,
Max mengantar Milan untuk merebut scudetto musim lalu.
Max
dengan trio Pato-Ibrahimovic-Cassano dan Conte dengan MVP ( Marchisio, Vidal,
Pirlo) nya lambat laun mengukuhkan frase “(Pelatih)Yang Muda, (Pelatih) Yang
Berkuasa”. Mereka, pelan tapi pasti mengubah tradisi Serie A dengan catenaccio ala mereka. Catenaccio yang
dulu kita kenal sangat membosankan, permainan tim cenderung berjalan dalam
tempo yang lambat dan hanya mengandalkan serangan balik dan umpan-umpan panjang
Gaya
kedua allenatore ini pun lumayan mirip, mereka menyulap “wajah” catenaccio dengan sentuhan satu-dua,
umpan-umpan pendek dan terobosan. Kedua pelatih tersebut juga menekankan
pentingnya kreativitas dan kekompakan tim baik dalam pertahanan maupun
menggempur lawan. Gaya ini mengingatkan saya terhadap tiki-taka ala Spanyol.
![]() |
Kecerdikannya memaksimalkan Zlatan Ibrahimovic mulai menuai hasil |
Kelebihan
Allegri
-
Cerdik meracik strategi
-
Kedalaman skuad merata di setiap lini
Kekurangan
Allegri
-
Terlalu Ibrahimovic-sentris
-
Terkadang salah mengantisipasi strategi
lawan
Masih butuh waktu
Tidak
selamanya keputusan manajemen mengangkat pelatih muda berbuah manis. Pelatih
muda lainnya di Serie A musim ini adalah Luis Enrique yang menukangi A.S. Roma.
Sebenarnya karir kepelatihan Enrique tidak jelek-jelek amat, ia sukses berkali-kali
membawa Barcelona B ke puncak Divisi
Segunda , namun berhubung terbentur aturan bahwa tidak boleh ada dua klub
“sama” yang berlaga dalam satu kompetisi membuat Barcelona B tidak pernah mencicipi
kasta kompetisi tertinggi kompetisi negeri matador tersebut.
Enrique
yang mantan punggawa Barcelona masih belum menemukan racikan yang pas guna
mengoptimalkan Eric Lamela, Pablo Osvaldo dan Miralem Pjanic. Namun prospek
ketiga pemain tersebut sangat menjanjikan, lini tengah Roma yang selama ini
miskin kreativitas dan kerap bertumpu pada Totti-sentris terbantu dengan adanya
kehadiran ketiga pemain ini
Tampaknya,
fans Roma masih harus sabar untuk melihat timnya bermain seperti Barcelona,
namun saya yakin Roma dengan Enriquenya bisa berkembang dan meraih
konsistensi. Bila konsistensi sudah
didapat tim mana yang tidak ketakutan menahan gempuran para oriundi tersebut. A.S. Roma pun bisa
meramaikan perburuan gelar bersama Juventus dan Milan untuk meraih gelar
Campione D’Italia 2011-2012
![]() |
Luis Enrique, butuh waktu untuk beradaptasi di Serie A |
Kelebihan
Luis Enrique
-
Skuad diisi dengan pemain muda potensial
-
Mercato yang terbilang sukses
Kekurangan
Luis Enrique
-
Belum punya pengalaman di Serie A
-
Belum menemukan strategi yang pas dengan
skuad yang ada
Ketiga pelatih tersebut, diyakini dapat membawa Serie A kembali mendominasi kompetisi sepakbola Eropa
Inilah
era dimana pelatih muda Berkuasa. Selamat
datang New Catenaccio!
Bravo
giovane allenatore!
0 comments:
Post a Comment