Buruknya cuaca yang sedang
berlangsung di Italia berimbas pula pada jadwal kompetisi serie A. Beberapa
laga dihentikan akibat cuaca yang kurang mendukung. Rendahnya kualitas stadion
dan tidak diterapkannya sistem under
soil heating memaksa FIGC harus mengatur ulang jadwal yang sudah
ditetapkan.Kebanyakan stadion di Italia memang masih “tradisional” dan dibuat
sekedar memenuhi kuota stadion dalam menggelar perhelatan Piala Dunia 1990.
Kabar buruk
ini tampaknya malah menjadi Blessing in
Disguise bagi kubu Juventus. Juve yang hanya mengikuti ajang Serie A dan
Coppa Italia mendapat istirahat tambahan akibat pergeseran jadwal tersebut.
Jeda kompetisi
yang diperoleh Juve nampaknya belum bisa dimanfaatkan betul oleh Chiellini dkk.
Hal ini terlihat ketika Juve melawat ke Ennio Tardini pada giornata 21 untuk
menghadapi Parma.
Juve belum
menemukan kembali performa bagus yang sempat diperlihatkan pada bulan-bulan
sebelumnya. Alessandro Matri dan Mirko Vucinic terlihat kesulitan dalam mengoyak
jala Nicola Pavarini. Skor kacamata di Stadion Ennio Tardini membuat Juventus
gagal mengambil alih gelar capolista
sementara yang kini masih dipegang Milan dengan poin 47 dari 23 laga.
Teruskan Tren Positif
Belum
kembalinya performa skuad Bianconeri kudu dimanfaatkan oleh sang tamu, Catania
yang akan melawat ke Juventus Stadium, Sabtu (18/2). Setelah menahan imbang
Roma pada giornata 19, skuad besutan Vincenzo Montella tersebut menghajar Genoa
4 gol tanpa balas. Momentum positif ini tentu ingin dipertahankan guna mengamankan
posisi Catania dari jurang degradasi.
![]() |
Montella berharap tren positif Catania berlanjut. |
"Tentu
saja mengalahkan Juventus akan bagus bagi kami, bagi sepakbola, klasemen dan
juga bagi tifosi. Pertandingan Ini akan jadi pertandingan sulit bagi Catania,
tapi ini juga sulit bagi Juve," tandas pelatih Catania, Vincenzo Montella.
Catatan
positif yang diraih ketika berlaku sebagai tuan rumah malah berbanding terbalik
ketika Nicola Legrottaglie bertindak sebagai tamu. Skuad Gli Elefanti hanya mengantongi 1 kemenangan dalam 10 laga tandang
(1-5-4).
Di kubu tuan
rumah, Juventus tak boleh menganggap enteng rapor merah laga tandang yang
ditorehkan Catania. Track Record ketika
Juve melawan klub-klub provinsi memang tidak terlalu mulus. Klub-klub ini kerap
menjegal langkah Juve dalam meraup poin penuh. Andrea Pirlo dkk sering kewalahan
dalam membongkar pertahanan tim-tim yang menerapkan pressing ketat. Hal ini terlihat pada laga melawan Lecce,
Siena dan Parma. Ketiga tim tersebut
memainkan strategi defensive dan
melancarkan counterattack yang
mematikan, dapat ditebak Juventus yang kewalahan hanya meraih 3 poin dari 3
laga tersebut.
Pemain Lapis Kedua : Alternatif
Pemecah Kebuntuan
Tren negatif
yang diperlihatkan Juve kala berhadapan tim provinsi membuat Conte nampaknya
harus memberi kepercayaan lebih kepada para pemain lapis kedua. Andrea
Barzagli, Andrea Pirlo, Giorgio Chiellini dan Stephan Lichsteiner tampak
kelelahan kala tampil di setiap pertandingan. Ketiga pemain tersebut merupakan
pemain dengan minute play terbanyak Juve,
Barzagli &Pirlo (1890 menit) disusul
Chiellini&Lichsteiner dengan (1800 menit). Nama-nama seperti Estigarribia,
Giaccherini dan Caceres layak mendapat perhatian lebih dari Conte. Nama
terakhir malah menjadi aktor kemenangan kala Juventus mengalahkan Milan di
ajang Piala Italia dengan dua golnya.
![]() |
Emanuelle Giaccherini dapat menjadi solusi mandeknya lini pertahanan Juventus |
Ketiga pemain tersebut kerap
menjadi pemecah kebuntuan kala tim utama Juventus kewalahan dalam membongkar
pertahanan lawan namun Conte nampaknya belum berani untuk mengubah skema the
winning teamnya.
Laga melawan Catania merupakan
sebuah perjudian bagi Conte. Apakah mantan pelatih Siena ini bakal mengambil
resiko dengan memasukkan nama-nama pemain lapis kedua? Ataukah ia tetap percaya
The Winning Teamnya sembari berharap catatan tandang Catania kembali berlanjut?
Jawabannya bisa ditemukan pada laga yang disiarkan Live oleh Indosiar pada
Minggu pukul 02.45 WIB. (DAP)
(Deny Adi Prabowo)
0 comments:
Post a Comment