Tampil baik
sejak awal musim dengan sukses bercokol di peringkat kedua Serie A, serta menjadi
satu-satunya klub liga top Eropa yang belum tersentuh kekalahan hingga pekan
ini, Januari tampaknya menjadi bulan yang krusial bagi Juventus. Untuk bisa
terus menempel ketat pemimpin klasemen sementara Serie A, AC Milan, Si Nyonya
Tua harus bisa melanjutkan tren positif yang mereka bangun selama ini.
Januari
bukan bulan yang baik bagi Juventus, setidaknya untuk dua musim terakhir. Pada
dua musim lalu, dari empat pertandingan
yang dilakoni selama bulan Januari, Juventus hanya bisa memetik tiga poin hasil
satu kali menang dan tiga tiga kalah. Membuka awal tahun 2010 dengan kemenangan
atas Parma di Ennio Tardini, pekan selanjutnya Del Piero cs dihajar AC Milan
tiga gol tanpa balas.
Kekalahan
dari Milan di kandang tampaknya cukup memukul. Sejak kekalahan tersebut, skuad
yang saat itu diasuh oleh Ciro Ferrara butuh waktu lama untuk bangkit. Tak
tersentuh kemenangan pada empat pekan selanjutnya, Juventus baru berhasil
memetik tiga poin saat menjamu Genoa pada pekan ke-24.
![]() |
Memori Kelam Bulan Januari 2 musim terakhir coba diapus Juventus |
Musim
lalu tidak jauh berbeda. Kembali bersua Parma pada awal tahun, Juventus habis
dibantai di kandang dengan skor telak, 1-4. Belum cukup “dihadiahi” empat gol,
Juventus mendapat bonus awal tahun dengan cederanya Fabio Quagliarella pada
pertandingan tersebut. Usai pekan
memilukan tersebut, pada pekan selanjutnya giliran Napoli yang membantai
Juventus tiga gol tanpa balas.
Kebobolan
sepuluh gol dan hanya mencetak tiga gol selama Januari tahun lalu tentu bukan
rekor yang baik. Dari lima pertandingan yang dilakoni pada Januari tahun lalu,
anak asuhan Luigi Delneri kala itu hanya bisa memetik empat poin hasil sekali
menang, sekali seri, dan tiga kali kalah.
Hapus Kutukan
Musim
ini Juventus tentu tidak mau mengulangi periode suram tersebut. Meski pekan
lalu berhasil mengalahkan Lecce, “kutukan bulan Januari” Juventus belum bisa
dikatakan hilang. Memang Juventus berhasil membalas dendam atas kekalahan 0-2
saat bertandang ke markas Lecce musim lalu, tapi melihat rekor kandang Lecce
pada musim ini, kemenangan Juventus pekan lalu belum bisa dijadikan acuan.
Pada
musim ini, Lecce merupakan satu-satunya klub di Serie A yang tidak pernah
menang di kandang. Selama bertanding di Stadio Via del Mare, Lecce selalu gagal
memetik poin penuh hasil dari tujuh kali kalah dan satu kali imbang. Ujian yang
sesungguhnya untuk Juventus baru dimulai pada tiga pekan selanjutnya.
Pekan depan,
tepatnya pekan ke-18, Juventus akan
menjamu Cagliari di Juventus Arena. Juventus harus mewaspadai semangat Radja
Nainggolan cs yang pada pekan lalu baru saja memetik kemenangan 3-0 dari Genoa.
Membuka tahun dengan kemenangan besar, skuad asuhan Davide
Ballardini tentu ingin terus melanjutkan tren positif mereka. Kemenangan 4-2
saat menjamu Cagliari pada musim lalu mungkin bisa dijadikan modal pada
pertandingan kali ini.
Pada
pekan ke-19, Juventus harus bertandang ke markas Atalanta. Meski hanya
bertengger di peringkat 12 klasemen sementara, Juventus tidak boleh memandang
remeh Atalanta. Dari sembilan laga sudah yang dilakoni di Stadio Atleti Azzurri
d'Italia, anak-anak asuhan Stefano Colantuono baru sekali menelan kekalahan,
itupun dari tim sekelas AC Milan. Tim-tim kuat macam Napoli, Udinese, dan Inter
Milan dipaksa mengakui ketangguhan Atalanta setelah hanya mampu bermain imbang
saat bertandang ke Stadio Atleti Azzurri d'Italia.
Selain
faktor jago kandang, Juventus juga harus mewaspadai faktor lain bernama German
Denis. Striker berusia 30 tahun tersebut sedang on fire. Torehan 12 gol membuat ujung tombak Atalanta tersebut
memimpin daftar topskorer sementara Serie A. Jika ingin menuai hasil positif,
Juventus tentu tidak mau menjadi korban Denis yang selanjutnya dalam menambah
koleksi gol.
Ujian
berat datang pada akhir Januari, tepatnya pada pekan ke-20, saat menjamu
Udinese. Perlu diingat, musim lalu Udinese sukses mempermalukan Juventus
setelah menang 1-2 di Stadio Olimpico di Torino (kandang Juventus musim lalu).
Menariknya, pertandingan tersebut juga terjadi pada bulan Januari. Jika tidak
ingin tertinggal dari pemimpin klasemen sementara, AC Milan, Juventus tentu
tidak ingin pengalaman buruk tersebut terulang lagi pada musim ini.
Si
Nyonya Tua juga harus mewaspadai Antonio Di Natale. Pekan lalu, striker berumur
34 tahun tersebut turut berperan saat
Udinese membenamkan Cesena. Pada pertandingan yang berakhir dengan skor 4-1
tersebut, Di Natale menyumbangkan dua gol. Meski sudah uzur, Di Natale tidak
bisa diremehkan. Terbukti dengan torehan 11 gol yang membuat kapten Udinese
tersebut menempati peringkat kedua daftar topskor sementara Serie A.
Demi
menjaga rekor belum terkalahkan pada musim ini, Juventus tentu tak ingin “kutukan
bulan Januari” menghentikan tren positif tersebut. Jika berhasil melewati semua
ujian tersebut, Juventus tentu akan lebih mudah untuk meraih scudetto pada
akhir musim ini. Jika gagal, bukan tidak mungkin Juventus akan tertinggal dari
AC Milan dan gagal finis sebagai juara. (DAP)
0 comments:
Post a Comment