Adsense 205x250

Thursday, February 16, 2012

Sampai Kapan, Juve?


oleh Dery Adhitya Putra

Belum terkalahkan di Serie A hingga saat ini dan masih punya tabungan dua pertandingan, Juventus makin terlihat superior musim ini. Tapi sampai kapan kira-kira keperkasaan Juventus akan bertahan?

Meski belum terkalahkan dan menjadi salah satu calon kuat juara musim ini, kondisi tim kota turin tersebut bisa dikatakan mengkhawatirkan. Si Nyonya Tua baru mencetak 33 gol di Serie A hingga saat ini. Memang Juventus masih punya tabungan dua pertandingan, tapi jika dibandingkan dengan para penghuni papan atas Seria A lainnya (posisi 1 sampai 7), Juventus terlihat tumpul.

Musim ini, dari 21 penampilan, AC Milan telah mencetak 43 gol, disusul Napoli (36 gol), Lazio (35 gol), Inter Milan (34 gol), Juventus (33 gol), lalu Roma dan Udinese (32 gol). Dari total gol yang dicetak Juventus tersebut, sebanyak 10 gol dihasilkan dari 3 pertandingan, empat gol saat melawan Parma dan masing-masing tiga gol saat melawan Napoli dan Palermo. Hal ini berarti Juventus hanya mencetak 23 gol dari 18 pertandingan lainnya.

Kondisi tersebut tampaknya bisa menjelaskan mengenai sembilan hasil imbang yang didapat Juventus hingga saat ini. Tim asuhan Antonio Conte tersebut membutuhkan seorang penyerang yang haus gol karena penyerang baru yang dibeli pada musim panas tahun lalu, Mirko Vucinic, terlihat kesulitan menemukan cara untuk membobol gawan lawan.

Performa Alesandro Matri memang sedang menanjak dan kini menjadi top skor sementara klub dengan torehan sembilan gol. Meski begitu, Matri terlihat tajam karena hanya bersaing dengan Alesandro Del Piero yang sudah mendekati akhir karir dan Fabio Quagliarella yang rajin cedera.

Masalah tumpulnya serangan Juventus harus segera diperbaiki Conte. Namun masalah yang dihadapi Conte bukan hanya itu, setidaknya masih ada tiga masalah lain, yaitu:

Kurang amunisi di lini tengah

Juventus terlihat tidak punya pelapis mumpuni untuk trio MVP (Marchisio, Vidal, Pirlo). Ditambah dengan kepergian Pazienza, trio MVP harus selalu siap menjadi andalan utama Conte pada setiap pertandingan. Sayangnya, ketergantungan tersebut tidak dibarengi dengan adanya pelapis yang mampu berperan baik menggantikan trio punggawa lini tengah tersebut apabila salah satu dari mereka berhalangan tampil. Terbukti saat Pirlo berhalangan tampil, aliran bola Juventus tampak mandek.



Juve kerap menuai hasil tidak maksimal kala MVP tidak on-fire


Winger pekerja keras

Tidak ada pelapis yang sebanding untuk pemain serba bisa macam Simone Pepe, yang bisa beroperasi pada sayap kanan dan kiri, bahkan terkadang menjadi bek kanan untuk menutup Stephan Lichsteiner yang sedang overlap. Pepe memang bukan pemain paling berbakat di Juventus, tapi pemain bernomor punggung 7 tersebut patut diacungi jempol untuk urusan kerja keras dan semangat pantang menyerah. Dengan torehan 5 gol dan 1 assist hingga saat ini, pemain yang sempat punya masalah dengan staminya tersebut menunjukkan perkembangan bagus dibandingkan musim lalu.

Memang masih ada Milos Krasic, namun kecepatan tampaknya merupakan satu-satunya keunggulan winger asal Serbia tersebut dibanding Pepe. Kurang ngotot dan hanya bisa beroperasi di sisi kanan, Krasic buka pelapis yang ideal bagi Pepe. Emanuele Giaccherini memang bagus, namun mantan pemain Siena tersebut lebih gemar menyerang dibanding ikut bertahan. Sementara itu, Eljero Elia gagal memukau Conte dan kini bernasib tidak jelas.





Juve belum menemukan solusi ampuh pengganti Pepe





Bek Tengah yang Tangguh


Andrea Barzagli  yang bisa dikatakan transfer darurat pada musim lalu secara mengejutkan tampil mengesankan, tetapi rekannya, Alesandro Bonucci, masih sering tampil mengecewakan dan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan dibandingkan musim lalu. Bonucci seringkali melakukan kesalahan-kesalahan fatal yang berujung gol. Seperti pada pertandingan melawan Napoli, kelalaian Bonucci berperan besar pada gol cantik Goran Pandev
.
Bek tengah terbaik Juventus saat ini, Giorgio Chiellini, harus rela dipasang sebagai bek kiri untuk menutupi kekurangan full back yang dimiliki Juventus. penampilan mengesankan Stephan Lichsteiner merupakan perkembangan besar dibandingkan saat sisi kanan pertahanan masih dikawal oleh Marco Motta pada musim lalu.

Sayangnya, lagi-lagi masalah pelapis, tidak ada pemain sepadan yang mampu menggantikan mantan pemain Lazio tersebut. Kedatangan Martin Caceres, yang mampu bermain di beberapa posisi yang berbeda di lini belakang, mungkin bisa mengatasi masalah tersebut. Namun, meski mencetak dua gol kemenangan Juventus atas AC Milan pekan lalu, Caceres masih sering keasyikan menyerang dan lupa kembali ke posisinya.



Caceres- Fullback anyar Juve, sama baiknya dengan Lichsteiner 


Disamping segala masalah tersebut, pertahanan Juventus bisa dikatakan cukup tangguh. Hanya kemasukkan 13 gol hingga saat ini merupakan rekor pertahanan terbaik di Serie A musim ini. Pujian atas tangguhnya pertahanan Juventus tampaknya bukan hanya hak para pemain bertahan. Pujian juga patut disematkan pada para pemain tengah.

Arturo Vidal berperan besar atas sulitnya para pemain lawan menembus pertahanan Juventus. Pemain asal Chili tersebut tampak tidak pernah lelah, berperan sebagai dinding pertama saat lawan menyerang, Vidal juga rajin untuk ikut turun untuk membantu pertahanan dan merebut bola. Hal yang sama juga berlaku bagi Pepe dan Marchisio, dan Pirlo.

Musim lalu, penampilan Felipe Melo sebenarnya cukup mengesankan, namun buruknya kemampuan Melo saat mengoper bola menghancurkan segalanya. Tidak jarang Melo merusak momentum karena bola yang sudah susah payah direbut dari pemain lawan, dengan baiknya ia kembalikan pada lawan akibat salah mengoper. Dibandingkan musim lalu, trio punggawa lini tengah Juventus musim ini punya kemampuan mengoper bola yang baik. Trio MVP (Marchisio, Vidal, Pirlo) tidak hanya mampu menjaga bola, tapi juga mampu mengalirkan bola ke depan untuk menciptakan peluang mencetak gol.

Jadi, demi mengejar kembali kejayaan, Conte harus memutar otak untuk mendapatkan pengganti yang sepadan untuk pemain macam Pepe, Vidal, dan Marchisio. Jangan lupakan juga masalah kurang tajamnya penyerangan. Jika Conte mampu menyiasati segala kekurangan tersebut, rekor tak terkalahkan Juventus rasanya masih bisa terus berlangsung. (DAP)




0 comments:

Post a Comment

Adsense Menu