Adsense 205x250

Tuesday, January 10, 2012

Borriello : Transfer Cerdik atau Sebuah Blunder?


Bursa transfer musim dingin baru berjalan 4 hari namun berita mengejutkan datang dari Juventus. Di saat pengamat sepakbola menegaskan masih banyak lini yang harus ditambal oleh Juve, Juve memilih  menambah stok penyerang mereka dengan meminjam Borriello dari A.S Roma. Borriello ditebus dengan mahar sebesar 500 ribu pounds dengan opsi pembelian 8 juta pounds bila Juve ingin mempermanenkan Borriello.

Dalam 18 laga yang telah dijalani Juventus. Tim yang dikomandoi Antonio Conte tersebut kerap bermasalah dalam membongkar lini pertahanan yang sering diperagakan tim-tim papan bawah Italia. Juventus tidak punya striker yang dapat mengubah alur pertandingan layaknya Ibrahimovic di Milan atau Di Natale di Udinese. Akibatnya banyak poin berharga yang hilang dari laga yang di atas kertas mudah dimenangkan oleh Juve, contoh nyatanya kala Juve menghadapi Chievo dan Genoa, keduanya berakhir seri.

Di penghujung tahun 2011 Sport Director Juve, Giuseppe Marotta mengisyaratkan bahwa bakal ada striker kelas dunia yang masuk ke skuad yang bermarkas di Turin itu. Alih-alih mendatangkan striker yang memiliki kapasitas bintang, Marotta memilih memboyong Borriello.

Kebijakan ini mengundang berbagai reaksi keras dari beberapa kritikus dan fans. Bukti ketidaksenangan fans Juve akan datangnya Borriello diperlihatkan pada laga Lecce vs Juventus, di tribun stadio Via del Mare para suporter membentangkan spanduk yang bertuliskan “Borriello, tentara tanpa bayaran dan kehormatan.”.

Allenatore Antonio Conte pun sampai harus turun tangan guna mengklarifikasi isu ini "Borriello selalu tertarik untuk menjadi bagian dari Juventus. Dan juga sudah dijelaskan dari awal bahwa dia sebenarnya tidak pernah menolak bergabung," ungkap Conte dikutip Football Italia.


"Juventus ketika itu tidak punya cukup uang untuk menggaet Borriello secara permanen dan Milan memilih mengirimnya ke Roma. Jadi dia tidak pernah menolak, hanya orang tidak waras yang menolak mengenakan kostum Juventus," pungkasnya.

Kebencian  fans terhadap mantan striker A.C Milan tersebut bukan hanya berdasar pada penolakan Borriello untuk bergabung dengan skuad asuhan Antonio Conte pada musim panas lalu. Borriello datang dalam kondisi yang tidak sedang on fire. Ia gagal bersinar di Roma dan kerap dibangkucadangkan oleh Luis Enrique yang lebih memilih striker anyar Pablo Osvaldo. Selama paruh musim kemarin, Borrielo hanya turun dalam 7 pertandingan, bahkan hanya 2 kali ia diturunkan sebagai starter oleh Luis Enrique !.Transfer ini pun lantas langsung ditasbihkan sebagai transfer yang tidak seharusnya dilakukan mengingat sudah ada 7 nama yang mengisi lini depan Juve.

Boleh jadi kemarahan fans Juve akan hal ini juga bersumber pada keirian akan rencana mega transfer A.C. Milan yang belakangan sangat gencar mengincar Tevez. Pengorbanan Milan untuk mendapatkan servis Tevez pun tidak main-main. Rossoneri dikabarkan rela menjual Pato ke PSG demi mendapatkan striker berdarah Argentina tersebut. Berkaca pada hal tersebut, para fans menilai transfer Borriello tidak sesuai dengan janji Sport Director Juve, Giuseppe Marotta yang berujar bahwa akan ada pemain bintang di bursa musim dingin ini.

Transfer Borriello masih menyimpan misteri

Terlepas dari faktor nonteknis tersebut, Borriello juga datang di saat lini depan Juve sangat gemuk. Ada 7 orang yang harus berebut 1 tempat dalam skema 4-3-2-1 andalan Conte. Jumlah ini tentu tidak ideal karena Juve “hanya” berpartisipasi dalam ajang liga dan Piala Italia. Meskipun Amauri, Toni, dan Iaquinta hengkang pada bursa Januari, Borriello masih harus bersaing dengan nama-nama lama seperti Del Piero, Qualiarella, Matri dan Vucinic. Beda cerita bila manajemen gagal menjual striker jangkung diatas, hal ini tentu berimbas dengan neraca keuangan Juve.

Namun jangan terburu-buru menilai bahwa transfer Borriello sebagai transfer blunder. Menurut analisis saya, kedatangan Borriello bisa dikatakan sebagai keputusan yang tepat ( dengan catatan Amauri, Toni dan Iaquinta angkat koper dari Turin). Statistik pun berbicara, rataan gol Borriello di tiap laga adalah 0,45 gol per laga. Rasio ini mengungguli striker utama Alessandro Matri yang hanya mempunyai rasio gol 0,36.

Menurut pengamatan saya, Borriello dipinjam bukan untuk diplot sebagai striker, namun lebih  diposisikan sebagai kompatriot Vucinic. Borriello sejatinya memang dapat bermain di posisi penyerang sayap yang saat ini menjadi milik Mirko Vucinic. Posisi ini memang bukanlah posisi baru bagi Borriello. Semenjak di Milan, Borriello harus rela digeser lebih ke kiri guna memberi tempat kepada Pato. Begitupun di Roma, Borriello kerap diturunkan di sayap kiri guna mengakomodir Osvaldo yang terlanjur memikat hati Luis Enrique di posisi main striker.

Bila Borriello dapat menunjukkan kualitas dan kemampuannya menyisir sayap kanan lawan, tentu transfer ini terbilang cerdas. Bisa kita lihat kala Juventus bertanding tanpa Vucinic yang mengalami cedera hamstring di awal Desember tahun lalu dan harus absen 3 pekan.

Tanpa mengesampingkan peran pemain lain, lini depan Juventus bisa dibilang kurang greget tanpa kehadiran striker asal Montenegro tersebut. Hal ini terlihat pada laga melawan Roma dan Udinese yang sama-sama berakhir imbang. Di dua laga tersebut, Juve tampak kesulitan dalam membongkar lini pertahanan lawan. Padahal dalam laga-laga krusial seperti ini Juve tidak boleh kehilangan poin. Imbasnya Juve harus puas rela berbagi titel Campione d’inferno bersama A.C. Milan di akhir tahun.

Peran inilah yang harus diemban striker berusia 28 tahun tersebut di skema Conte. Borriello diharapkan Conte dapat menggantikan posisi Vucinic kala mantan striker A.S. Roma dan Lecce tersebut tidak dapat dimainkan, baik itu dikarenakan skorsing maupun cedera.

Mampukah Conte membangkitkan rasa percaya diri Borriello dan menularkan lo spirito Juve kepadanya? Mengingat Borriello juga tentu ingin mengamankan tempat di skuad timnas Italia di ajang Piala Eropa 2012.

0 comments:

Post a Comment

Adsense Menu